Studi: Panah Beracun untuk Berburu Mungkin Sudah Digunakan Sejak 54 Ribu Tahun Lalu

Diperbarui:2024-11-04 12:02    Jumlah Klik:145

Panah beracun sudah digunakan masyarakat zaman batu untuk berburu.Panah beracun sudah digunakan masyarakat zaman batu untuk berburu. Foto: PLANET EARTH/Shutterstock.com via IFL ScienceJakarta -

Berburu adalah salah satu teknik mencari makanan yang dilakukan manusia purba pada zaman paleolitikum atau zaman batu. Perburuan ini biasanya dilakukan menggunakan alat bantu tombak atau busur dengan anak panahnya.

Penggunaan alat berburu pada zaman itu ternyata lebih canggih yang diperkirakan. Manusia kala itu mampu membuat racun yang kemungkinan berasal dari tanaman agar hewan buruan cepat mati.

Tetapi kapan pertama kali penggunaan racun ini dilakukan? Mengutip IFL Science melalui penelitian yang yang terbit dalam Journal of Archaeological Science: Reports Elsevier begini penjelasannya.

Baca juga: Penemuan Makam Tersembunyi di Lokasi Ikonik Film Indiana Jones, Apa Isinya?Baca juga: Misteri Kematian Bayi Baru Lahir pada Kebudayaan Kuno Eropa, Arkeolog Ungkap Hal IniPenggunaan Anak Panah Beracun di Eropa

Bukti paling awal untuk penggunaan busur dan anak panah di Eropa berasal dari sebuah situs bernama Stellmoor, dekat Hamburg, Jerman Utara. Senjata yang ditemukan pada situs ini diyakini menandai transisi awal dalam berburu menggunakan tombak dan panah.

Berbagai senjata yang ditemukan pada situs tersebut diperkirakan berasal dari 11-12 ribu tahun yang lalu. Meski ada bukti, penulis studi ini yakni Flix Riede dan Marlize Lombard menjelaskan sulit untuk menarik kesimpulan pasti tentang jenis senjata yang digunakan manusia purba.

Karena komponen kayu seperti busur dan anak panah yang digunakan pasti telah lama terurai. Kini yang tersisa hanyalah mata anak panah yang terbuat dari batu.

Untuk mencoba merekonstruksi cara penggunaannya, peneliti menganalisis sifat balistik lebih dari 500 mata anak panah zaman paleolitikum. Seluruh mata anak panah ini berasal dari 35 situs berbeda di Eropa Utara yang diketahui berasal dari 14.700-11.700 tahun yang lalu.

Analisis sifat balistik dilakukan dengan menghitung nilai luas penampang ujung atau tip cross-sectional area (TCSA) tiap senjata. Melalui TCSA, peneliti mengetahui batu apa yang cocok untuk digunakan pada senjata.

Apakah itu tombak, lembing, anak panah biasa, atau anak panah beracun. Para peneliti menjelaskan, ketika racun digunakan, ujung anak panah biasanya kecil. Karena mata panah hanya perlu menggores kulit hewan, setelahnya racun akan bekerja masuk ke aliran darah mangsa.

Manusia Purba Afrika Sudah Gunakan Panah Beracun Lebih Awal

Temuan awal dari penelitian ini mengungkapkan bila mata anak panah tertua di Eropa mirip dengan yang ditemukan di Stellmoor. Sehingga disimpulkan bila memanah memang telah diadopsi para pemburu Eropa setidaknya 14.700 tahun yang lalu.

Tetapi batu-batu mata anak panah lain menghasilkan temuan yang menarik. Beberapa batu diketahui memiliki nilai TCSA serupa dengan senjata yang ditemukan di beberapa bagian Afrika.

Penggunaan panah beracun di Afrika ternyata sudah lazim digunakan sejak lama. Hal ini menjadi bukti baru bila orang Eropa mungkin telah berburu dengan senjata lebih modern secara farmakologi selama zaman paleolitikum.

Untuk menentukan kapan pertama kali anak panah beracun digunakan, peneliti menghitung nilai TCSA mata anak panah batu berusia sekitar 54 ribu tahun dari Gua Mandrin, Prancis. Hasilnya benar saja, sekitar seperempat dari mata anak panah ini beracun sementara 45% lainnya tidak.

Sehingga penggunaan anak mata panah beracun sudah mulai digunakan sejak manusia zaman batu sekitar 54 ribu tahun yang lalu. Penemuan ini juga menjadi bukti bila manusia Zaman Paleolitikum di Eropa mungkin sudah mengembangkan senjata panah dengan racun puluhan ribu tahun lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Namun, terkait racun apa yang digunakan pada masa itu, peneliti tidak dapat menentukan. Tetapi mereka sudah memberikan daftar 58 tanaman di Eropa Utara yang mungkin cocok untuk ekstraksi racun selama Zaman Batu.

20DTuris Belanda Coret-coret Dinding Bangunan Romawi Kuno di Italia20DTuris Belanda Coret-coret Dinding Bangunan Romawi Kuno di Italia(det/nwy)